dr. H.R. Danarto, SpB., SpU(K), menyandang gelar Doktor usai meneliti urin sebagai biomarker non invasif yang potensial pada kasus kanker prostat dengan predikat cumlaude dengan judul “Hubungan Ekspresi miR-21-5p dengan mRNA PDCD-4 dan Ekspresi miR-200c-3p dengan mRNA E-Cadherin pada Urin Penderita Kanker Prostat sebagai Biomarker”.
Prostate Specific Antigen (PSA) disebut juga gamma-seminoprotein atau kallikrein-3 (KLK3) adalah enzim yang disekresikan secara spesifik oleh sel-sel epitel prostat. Evaluasi kadar serum PSA merupakan standar untuk deteksi kanker prostat (PCa) sejak 1989. Namun disimpulkan kemudian bahwa PSA saja tidak memadai untuk menilai risiko PCa. Keterbatasan dan kurangnya spesifisitas pemeriksaan PSA untuk kanker prostat menimbulkan perbedaan pendapat tentang penggunaan PSA sebagai alat diagnostik untuk kanker prostat.
Hasil penelitian yang dipromotori oleh Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D., dan ko promotor Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp.B(K).Onk., dan Dr. Med. dr. Indwiani Astuti tentunya sangat menarik dan sangat potensial untuk dilanjutkan sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ekspresi dari miR-21-5p yang lebih tinggi dan ekspresi yang lebih rendah dari miR-200c-3p, mRNA PDCD-4 dan mRNA E-Cadherin pada urin penderita kanker prostat mampu menjadi alat biomarker non invasif yang potensial pada kasus kanker prostat.
“Perubahan sekecil apapun, ketika Anda praktekkan secara kontinyu, pasti akan memberi hasil yang nyata. Kenyamanan adalah musuh dari kesuksesan,” Dr. dr. H. R. Danarto, Sp.B.,Sp.U(K).