Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr. dr. Prahara Yuri, Sp.U(K), dr. Tanaya Ghinorawa, Sp.U(K), dan alumni Urologi FKKMK UGM dr. Muhammad Anwar Irzan, Sp.U(K), mengungkapkan kasus aplasia ginjal yang secara radiologis menyerupai agenesis ginjal unilateral pada seorang anak dengan spina bifida, atresia ani, dan undescended testis. Temuan ini memberikan wawasan penting tentang perbedaan dan persamaan antara aplasia ginjal dan agenesis ginjal, yang sering kali sulit dibedakan baik secara makroskopis maupun radiologis.
Kasus ini melibatkan seorang anak laki-laki berusia dua tahun yang datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan demam berulang dan gejala infeksi saluran kemih seperti disuria dan kesulitan buang air kecil. Hasil rontgen menunjukkan awalnya menunjukkan agenesis ginjal kiri dan kemungkinan adanya spina bifida. Diagnosis awal agenesis ginjal unilateral dibuat karena tidak terlihat adanya sistem kolektivus ginjal di sisi kiri meskipun terdapat duplikasi pada ureter kiri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut dengan histopatologi dan imunohistokimia setelah reseksi ureter kiri mengungkapkan adanya struktur ginjal primitif, mengarahkan diagnosis ke aplasia ginjal.
Penelitian ini menyoroti tantangan dalam membedakan agenesis ginjal dari aplasia ginjal, yang penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Dengan mengedepankan pentingnya kolaborasi interdisipliner dan internasional serta edukasi berkelanjutan bagi tenaga medis mengenai penggunaan teknik diagnostik yang tepat, studi ini mendukung pencapaian SDG nomor 3 dan 4. Pendekatan komprehensif ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan kualitas perawatan pasien, terutama anak-anak, sehingga dapat memastikan intervensi medis yang lebih efektif dan meningkatkan kesejahteraan mereka.