Salah satu staf Urologi FKKMK UGM, dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U(K) telah membuat kontribusi penting terhadap Sustained Developmental Goals (SDG) ketiga, yaitu kesehatan dan kesejahteraan yang baik, melalui publikasinya yang berjudul “Retroperitoneal hernia following laparoscopic living-donor nephrectomy: a case report and review of literature”. Publikasi ini menyoroti komplikasi langka namun signifikan dari obstruksi usus kecil akibat hernia retroperitoneal pasca-pengangkatan ginjal pada pasien donor dengan metode laparoskopi. Dengan mengidentifikasi dan mendokumentasikan kasus ini, dokter Ahmad dan tim membahas komplikasi langka paska operasi tersebut untuk meningkatkan kesadaran bagi para klinis untuk dapat mendeteksi secara cepat komplikasi tersebut.
Dalam kasus yang dipresentasikan, seorang pria dewasa mengalami nyeri perut yang menyeluruh, muntah, dan konstipasi setelah menjalani pengangkatan ginjal untuk donor secara laparoskopik dua bulan sebelumnya. Pemeriksaan radiografi abdomen menunjukkan adanya dilatasi usus kecil dengan opasitas homogen di daerah lumbar kiri. Setelah penanganan konservatif tidak berhasil, kemudian kecurigaan tinggi terhadap strangulasi dan iskemia usus pun mulai dipikirkan, sehingga dilakukan laparotomi eksplorasi. Operasi tersebut mengungkap adanya segmen usus halus yang terperangkap melalui defek mesokolon desenden menuju ruang retroperitoneal dan membentuk obstruksi loop tertutup. Dengan mengurangi segmen usus dan memperbaiki defek mesokolon, kondisi pasien membaik dan dapat segera pulang lima hari setelah operasi.
Publikasi ini menggarisbawahi pentingnya pencegahan komplikasi hernia retroperitoneal melalui tindakan pencegahan seperti penutupan rutin defek mesenterik selama prosedur laparoskopik. Ini sangat relevan dalam konteks SDG ketiga yang menekankan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan penurunan angka morbiditas akibat komplikasi medis. Dengan memperhatikan gejala nyeri perut yang tidak spesifik pada pasien dengan riwayat nefrektomi donor laparoskopik dan melakukan evaluasi pencitraan cepat, diagnosis dini dan intervensi hernia retroperitoneal dapat dilakukan, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan luaran pasien secara klinis.