Salah satu publikasi tahap awal studi mengenai metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis oleh staf Urologi FKKMK UGM, Dr. dr. Indrawarman, Sp.U(K), dan dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U(K) dengan judul “Simple Port Approach to Laparoscopic Repair in CAPD”. Penelitian ini menyoroti metode laparoskopi yang inovatif dan sederhana dalam pemasangan kateter Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kelangsungan hidup pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir. Dengan menggabungkan pendekatan minimally invasive dan teknik yang disesuaikan untuk setiap pasien, penelitian ini berkontribusi langsung pada pencapaian SDG ketiga yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan yang baik.
Pendekatan ini menjadi penting mengingat perkiraan peningkatan jumlah penderita penyakit ginjal yang membutuhkan terapi pengganti ginjal. Pada tahun 2010, sekitar 2,6 juta orang menerima terapi pengganti ginjal dan angka ini diprediksi akan meningkat menjadi setidaknya 5,4 juta pada tahun 2030. Dengan meningkatnya kebutuhan ini, metode CAPD yang efektif dan aman, seperti yang dideskripsikan oleh Dr. dr. Indrawarman, Sp.U(K), dan dr. Ahmad Zulfan Hendri, Sp.U(K), menjadi sangat penting untuk mengurangi beban kesehatan global. Teknik laparoskopi yang menggunakan hanya satu trocar 5 mm terbukti efisien untuk mengatasi komplikasi seperti obstruksi omental dan migrasi kateter, yang sering terjadi pada pasien CAPD.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pencegahan komplikasi seperti infeksi peritonitis, infeksi pada tempat keluar kateter, obstruksi mekanis, dan kebocoran dialysate, yang merupakan tantangan utama dalam terapi CAPD. Dengan pendekatan minimal invasif dan teknik penempatan kateter yang inovatif, dokter Indrawarman dan dokter Ahmad berhasil meminimalkan kebutuhan untuk tambahan port, yang pada gilirannya mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien. Kontribusi ini sejalan dengan tujuan SDG ketiga untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan luaran kesehatan pasien secara keseluruhan, khususnya bagi pasien dengan kebutuhan terapi pengganti ginjal.